Perdukunan dan Sihir
Dukun artinya orang yang mengaku bisa
mengetahui hal-hal yang ghaib, seperti mengetahui tempat barang yang hilang
atau dicuri dengan cara ghaib, bisa meramal nasib seseorang, mengetahui
kejadian yang akan terjadi, dan hal-hal lain yang sering dipopulerkan. Tukang
sihir artinya orang yang melakukan perbuatan sihir, seperti: memisahkan
pasangan suami-istri, membuat seseorang sakit atau bahkan mati, membuat
seseorang jatuh cinta kepada lawan jenis, mengobati orang yang terkena sihir
atau teluh dengan cara mistik, mempertunjukkan keluarbiasaan dengan cara mistik
dan lain sebagainya.
Termasuk kategori sihir adalah
santet, pelet, ilmu kekebalan tubuh, gendam, terawangan, susuk dan lain
sebagainya. Termasuk dalam kategori perdukunan ada-lah khadam ghaib, mencari
wangsit, ramalan bintang, ramalan garis tangan, pengobatan dengan cara-cara
yang aneh; seperti: menulis mantera di telur, memindah-kan penyakit dari
manusia ke hewan, pengobatan jarak jauh, memberi jimat-jimat, membaca jampi-jampi
yang bukan dari ayat-ayat Al-Qur’an atau dengan ayat-ayat Al-Qur’an yang
dicampur dengan jampi-jampi asing. Dewasa ini mereka biasa disebut sebagai
orang pintar, paranormal, supranatural, ahli hikmah, dan lain sebagainya.
Para dukun dan tukang sihir adalah
orang-orang kafir karena “Mereka mengaku mengetahui perkara-perkara yang
ghaib.”
Dukun dan tukang sihir tidak bisa
melakukan prakteknya kecuali dengan bantuan jin atau syetan, mereka akan
dibantu oleh jin setelah mereka mempersembah-kan suatu bentuk peribadatan atau
melakukan suatu kekufuran, seperti: Membaca mantra-mantra kufur, me-nyembelih
hewan persembahan, meletakkan Al-Qur’an di tempat yang najis dan sebagainya.
Bahaya Perdukunan
Hukumnya haram dan termasuk dosa
besar
Allah Ta’ala berfirman:
“Dan mereka mempelajari sesuatu yang
memberi madharat kepadanya dan tidak memberi manfaat (Al Baqarah : 102).
“Dan tidak akan menang tukang sihir
itu, dari mana saja ia datang” (Thaha : 69)
Orang yang mengajarkan sihir adalah
kafir. Allah Subhanahu wata’ala berfirman :
“Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak
mengerjakan sihir) hanya syaitan-syaitan itulah yang kafir (mengerjakan sihir).
Mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua
malaikat di negeri babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak
mengajarkan (sesuatu kepada seseorangpun) sebelum mengatakan, “sesungguhnya
kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir”. (Al Baqarah :
102).
Jika hanya mendatangi tanpa
mempercayai, dito-lak sholatnya selama 40 hari.
“Barangsiapa mendatangi dukun (lalu)
menanya-kan sesuatu kepadanya, maka tidak akan diterima shalatnya selama 40
hari.” (HR. Muslim)
Jika mempercayai perkataan
dukun-dukun tersebut maka ia telah kafir.
“Barangsiapa yang mendatangi dukun dan membenarkan
perkataannya, sungguh ia telah kafir terhadap apa yang diturunkan kepada
Muhammad.” (HR. Abu Daud)
Rasulullah berlepas diri darinya.
“Bukan dari golongan kami, orang yang menentukan
nasib sial dan untung berdasarkan tanda-tanda (benda) burung atau lainnya, (yang
bertanya dan yang menyampaikannya), atau bertanya kepada dukun dan yang
mendukuninya, atau yang menyihir dan yang meminta sihir untuknya.” (HR.
Al-Bazzar, dengan sanad Jayyid).
Jangan tertipu, Meskipun mereka
mengaku bahwa il-munya diambil dari Al-Qur’an atau diwarisi dari para wa-li
atau “Ini semua hanya sebagai syari’at, sedangkan yang menentukan hasilnya
adalah Allah semata.” Jangan terkecoh dengan istilah pengobatan dengan tenaga
dalam murni, tabib, pengobatan alternatif dan lain sebagainya, karena
pengobatan yang dibenarkan oleh Islam hanya dua macam:
·
Pengobatan medis (kedokteran) dengan mengguna-kan bahan-bahan
yang memang mengandung khasiat obat atau penangan fisik seperti bekam, pijat
dan lain sebagainya.
·
Ruqyah yang disyari’atkan, yaitu menjampi dengan
Al-Qur’an atau do’a-do’a yang tidak mengandung kesyirikan dan dengan bahasa
Arab.